Friday, November 28, 2008

Servo Mechanism; could it describe ‘accidental’ phenomenon?

Fikiran manusia ternyata juga mengenal mekanisme ini. Ketika anda memikirkan sesuatu hal dengan focus dan intens, maka pada saat itu juga mekanisme servo bekerja dengan fikiran anda. tugasnya sama, yaitu menjaga dan membentuk segala kemungkinan agar hasil akhir dari pemikiran anda tidak meleset atau tepat pada sasaran yang ingin anda capai. Akan tercipta feedback dalam pemikiran anda yang biasanya mempertanyakan kebenaran dan realitas dari apa yang anda fikirkan. Inilah yang dinamakan pergulatan pemikiran, biasanya berisi afirmasi “benar atau salah, bisa apa tidak, atau dua sisi yang saling kontradiktif lainnya.”

Tepat satu tahun lalu saya membaca salah satu buku karya sahabat sekaligus ‘guru’ saya, Adi W. Gunawan dan berdiskusi mengenai bagaimana sebenarnya cara bekerja atau mekanisme kerja fikiran manusia. Dan ada satu hal yang sangat menarik, yakni yang disebut sebagai Mekanisme Servo.
Pernah mendengar sebelumnya? Kalau belum, ini penjelasan singkatnya. Efek Servo dikenal pertama kali dalam dunia militer, efek ini berlaku ketika sebuah peluru kendali ditembakkan ke sasaran tertentu. Peluru ini tidak langsung menuju sasaran melalui garis lurus, tapi ia akan membentuk lintasan parabola menuju sasarannya. Nah, Mekanisme Servo bertugas untuk menjaga dan membentuk segala kemungkinan agar peluru yang ditembakkan tepat mengenai sasaran. Atau bahasa ilmiahnya seperti yang dijelaskan Wikipedia, bahwa Servo-mechanism adalah sebuah alat otomatis yang menggunakan error sensing feedback untuk memperbaiki kinerja dari mekanisme. Istilah ini secara tepat diaplikasikan hanya untuk sistem di mana sinyal dari umpan balik atau koreksi kesalahan membantu mengendalikan posisi mekanik atau parameter lainnya.
Nah, Fikiran manusia ternyata juga mengenal mekanisme ini. Ketika anda memikirkan sesuatu hal dengan focus dan intens, maka pada saat itu juga mekanisme servo bekerja dengan fikiran anda. tugasnya sama, yaitu menjaga dan membentuk segala kemungkinan agar hasil akhir dari pemikiran anda tidak meleset atau tepat pada sasaran yang ingin anda capai. Akan tercipta feedback dalam pemikiran anda yang biasanya mempertanyakan kebenaran dan realitas dari apa yang anda fikirkan. Inilah yang dinamakan pergulatan pemikiran, biasanya berisi afirmasi “benar atau salah, bisa apa tidak, atau dua sisi yang saling kontradiktif lainnya.”
Terus apa hubungannya dengan “Kebetulan”? Jawabnya sederhana. Banyak orang saat ini menilai bahwa apa yang mereka peroleh dalam hidup, baik itu pencapaian ataupun kegagalan, adalah sebuah kebetulan, jarang sekali orang berfikir bahwa apa yang mereka dapatkan, pantas dan layak mereka dapatkan. Karena secara sadar kita tidak memahami bahwa ada mekanisme yang bekerja dalam fikiran kita.
Demikian pula jika meminjam istilah dari Covey, mengatakan bahwa pada prinsipnya segala sesuatu yang terjadi didunia ini melewati 2 (dua) tahapan penciptaan, yakni sebelum terjadinya penciptaan fisik senantiasa diawali oleh penciptaan mental. Begitu juga dengan apa yang anda dapatkan dalam hidup. Apapun yang anda fikirkan, maka pada saat itu anda menciptakan sebuah gambaran mental tentang sesuatu itu, Kemudian fokus, intensitas dan usaha yang anda lakukan yang kemudian membuat penciptaan fisik yaitu berupa hasil yang anda peroleh.
Dalam literatur lainnya, misalnya The Secret karya Rhonda Byrne, yang belakangan ini lagi laku bak kacang goreng, menyatakan bahwa apapun yang anda fikirkan, baik atau buruk, akan mengantarkan anda pada sebuah hasil. Anda tidak perlu tahu bagaimana anda akan mencapainya, cukup anda yakin dan pasrahkan pada semesta, biarkan semesta yang merancang ulang segala kemungkinan yang membuat anda tiba ditujuan anda. Rahasia inilah yang dikatakan sebagai The Law of Attraction (Hukum Tarik Menarik). Fikiran yang positif akan menarik hal-hal yang positif, demikian pula sebaliknya. Sebuah hukum yang senantiasa bekerja (on-going process) dimanapun anda berada, baik anda sadari atau tidak.
Pada prinsipnya ketiga pemahaman diatas adalah hal yang sama, sama-sama mencoba menjelaskan bagaimana mekanisme fikiran bekerja dan sekaligus mencoba menjelaskan fenomena “kebetulan” itu.
Buat anda yang telah membaca buku The Secret tersebut, anda pasti mengerti maksud saya, jika belum, saya sarankan mulai saat ini berhati-hatilah dengan apa yang anda fikirkan, sebab pemikiran tersebut akan menuntun anda menuju ke sesuatu yang dalam kacamata anda mungkin sebuah “kebetulan” belaka, namun pada dasarnya bukanlah sebuah kebetulan, tapi sesuatu yang anda tarik dalam kehidupan anda.
Saran kedua, mulai alihkan fokus anda dari hal-hal yang mengandung konteks negatif ke konteks positif, sebab Semesta atau apapun penamaannya tidak mengenal kata “Tidak” dan kata “Jangan”. Jika anda mengatakan “saya tidak ingin terlambat tiba di tujuan saya”, maka saat itu juga anda menarik segala kemungkinan yang membuat anda akan terlambat tiba ditujuan anda, hal tersebut bisa saja kemacetan ataupun mungkin hal-hal yang sepele lainnya. Akan lebih baik jika kita merubah redaksinya menjadi, “saya akan tiba tepat waktu dan perjalanan saya akan menyenangkan”. Percaya atau tidak, ketika anda mulai mengganti kalimat pertama dengan kalimat kedua, baik melalui ucapan maupun bentuk afirmasi lainnya, pertama-tama anda akan merasakan kelegaan, nikmati sensasi kelegaan tersebut dan yakin anda akan tiba dengan tepat waktu dan perjalanan anda akan menyenangkan. Silahkan anda mencobanya dan anda akan melihat buktinya. Masih perlu bukti lain? Bagi yang telah berkeluarga, mungkin pernah mengalami hal ini. Terkadang ketika kita melihat seorang anak kecil yang sedang asyik bermain dan anda sebagai orang tua melihat gejala bahwa anak tersebut kemungkinan akan terjatuh, secara spontan mengatakan,”awas, jangan…! Nanti kamu jatuh!”. Anda bisa tebak kejadian berikutnya..? anak tersebut akan benar-benar terjatuh. Jika anda mengalami situasi ini, coba ganti kalimat anda dengan, ”Mainnya yang hati-hati ya..” dan sekali lagi buktikan sendiri hasilnya. Mulailah mencoba hal ini dalam bentuk yang paling sepele hingga ke bentuk yang lebih luas cakupannya.
Saran ketiga, asah Sense of Feeling anda. kemampuan anda mewujudkan impian atau apapun yang anda inginkan dalam hidup, cepat atau lambatnya ditentukan oleh faktor ini. Semakin baik sense of feeling anda, maka semakin cepat anda bisa mencapai apa yang anda inginkan. Keyakinan anda biasanya ditentukan oleh sense of feeling anda. semakin kuat sense of feeling anda terhadap sesuatu maka anda akan semakin yakin terhadap sesuatu itu. Ini juga yang orang namakan sebagi intuisi. Orang-orang yang memiliki intuisi yang kuat biasanya memiliki kepercayaan yang kuat terhadap apa yang difikirkannya. Terus, bagaimana agar kita bisa merasa bahwa status kita saat ini berada pada status “Yakin” terhadap sesuatu yang kita fikirkan..? Dari pengalaman saya, saya meyakini sesuatu terjadi atau tidak, atau sesuatu itu bisa atau tidak, berasal dari korelasi antara apa yang saya fikirkan dan apa yang perasaan saya katakan. Ketika fikiran saya mengatakan bisa dan respon atau feedback dari perasaan saya mengatakan hal yang sama, maka pada saat itu saya yakin Bisa.
Ini mungkin bagian tersulit jika kita baru mencoba mempraktekkannya, tapi percaya cepat atau lambat anda pasti bisa melihat atau merasakan korelasinya. Ambil contoh seperti ini, misalnya anda memiliki pendapatan 3 juta sebulan, dan anda ingin meningkatkan pendapatan anda tersebut hingga katakanlah 10 jt sebulan. Kemudian anda katakan pada diri anda,”saya ingin memperoleh pendapatan 10 jt sebulan”. Ketika anda mengatakan hal tersebut, fikiran anda secara otomatis langsung bekerja menyiapkan data-data dari memori yang berisi pengalaman yang pernah anda lalui atau anda dengarkan dari orang lain berkaitan dengan memperoleh uang 10 juta dalam sebulan, untuk memberikan anda kesimpulan awal apakah hal tersebut dapat anda wujudkan atau tidak, setelah itu secara otomatis pula akan muncul respon dalam perasaan anda, seolah olah perasaan anda berkata,”apakah saya layak mendapatkan 10 juta sebulan?, seolah-olah ada perasaan ragu, ada perasaan bimbang dan sederet pertanyaan atau rangsangan yang kontradiktif dengan keinginan anda, maka pada saat itu anda belum berada pada status Yakin. Sensasi yang muncul pada perasaan anda ini adalah sensasi negatif. Tugas anda selanjutnya adalah bagaimana mengubah sensasi negatif ini menjadi sensasi positif dengan penciptaan gambaran mental atau Visualisasi, dengan membayangkan anda memegang uang 10 jt atau melihat rekening tabungan anda senilai 10 jt, atau gambaran mental apapun yang bisa anda hadirkan. Sensasi positif ditandai dengan sensasi kelegaan, kenyamanan yang anda rasakan. Ketika anda telah berada pada sensasi positif, pertahankan sensasi ini selama mungkin yang anda bisa. Dengan demikian lama-kelamaan ini menjadi sebuah kebiasaan, ketika anda berfikir tentang sesuatu yang anda inginkan, maka anda tidak akan membutuhkan waktu lama lagi untuk menyelaraskannya dengan perasaan anda. status inilah yang dinamakan “Confidence State”. Ketika anda berada pada status ini maka pada saat itu juga anda mengirimkan sinyal positif pada semesta tentang keinginan anda dan semesta akan merespon hal tersebut dengan menghadirkan segala bentuk peluang dan kesempatan bagi anda untuk memperoleh uang 10 jt. Begitu juga halnya dengan segala aspek dalam kehidupan anda baik itu yang berhubungan dengan aspek Relationship, Kesehatan dan lainnya. Namun perlu diingat bahwa fikiran hanya bisa merespon satu keinginan dalam satu waktu, jadi jangan serakah Bro/Sis. Lakukan tahap demi tahap, setelah anda berhasil dalam satu aspek, coba aspek lainnya, dan demikian seterusnya. Banyak orang membaca dan memahami buku The Secret (karangan Rhonda Byrne) tersebut namun tidak kunjung berhasil dan merasa putus asa karena tidak mengerti kemampuan fikiran dalam merespon keinginan kita. Sehingga saya menilai inilah kekurangan dalam buku tersebut. Silahkan baca buku-buku yang berhubungan dengan NLP (Neuro Linguistic Program), untuk memahami lebih jauh tentang hal ini.
Akhirnya seperti jingle iklan yang sering kita dengar, “Mari membuat hidup lebih hidup”, dan berpetualang dengan keajaiban hidup ini. Semoga bisa memberi pencerahan.
Read More...

HOW TO RECOGNIZE LIE IN SHORT WAY

Pernahkah anda merasa bahwa anda dibohongi oleh lawan bicara anda, namun anda sulit untuk membuktikannya ? dan anda merasa sangat terganggu dengan hal tersebut? Kemudian anda berandai-andai, jika saja anda tahu teknik untuk mengetahui apakah seseorang berbicara jujur atau sebaliknya kepada anda, tanpa menunggu waktu lama untuk membuktikan hal tersebut?
Mau tahu caranya…?

Ada sebuah metode cepat yang dapat anda gunakan untuk mengetahui hal tersebut. Metode ini dinamakan Eye Accessing Cue. Metode ini digunakan para pakar NLP sebagai pendekatan dalam psikoterapi, penyembuhan dan komunikasi, pun demikian digunakan oleh kepolisian dalam forensic hypnosys. Inilah metode pertama yang digunakan kepolisian untuk mengetahui bahwa tersangka atau saksi memberikan keterangan yang jujur atau palsu, kemudian mengantar mereka menemukan pembuktian lainnya.
Keuntungan dari teknik ini adalah, ia bersifat permanen, dan tidak dapat dimanipulasi. Eye movement merupakan salah satu bagian dari body language, namun disadari bahwa beberapa orang mampu melakukan modifikasi dan manipulasi dengan gerak tubuh, sehingga kadang gerakan tubuh kurang dapat dijadikan pegangan. Nah untuk mendapatkan petunjuk yang jelas, maka anda harus mahir dengan membaca isyarat mata.
Keterampilan ini sebagaimana keterampilan lainnya, tidak dibangun dalam semalam, diperlukan latihan berulang-ulang agar anda dapat menguasainya dengan ketepatan yang tinggi. Latihan diperlukan karena pergerakan mata berlangsung dengan cepat dan terkadang sangat halus. Namun bagi orang yang telah menguasainya, hanya dalam hitungan kurang dari 2 menit, ia sudah tahu bahwa lawan bicaranya berkata jujur atau bohong. Menarik bukan??? 
Oke, mari kita mulai. Pertama-tama, tiap manusia memiliki tipe-tipe tertentu dalam Representational System mereka. Representational System ini membagi tipe indra dominan yang digunakan orang dalam mengakses informasi. Ada orang tipe Visual, Auditory, dan Kinesthetic.
Orang bertipe Visual lebih tertarik dengan rupa dan penampilan, dan senantiasa menggunakan kecenderungan ini untuk melakukan internal representasi, kemudian orang Auditory lebih tertarik dengan suara, atau bagaimana sesuatu itu dikatakan, Orang bertipe Kinesthetic kuat dalam perasaan.
Nah, hubungannya dengan eye accessing cue adalah orang visual akan senantiasa menggerakkan matanya kearah sudut kanan atas atau kiri atas, sementara orang auditory, senantiasa pergerakan matanya mendatar, baik mengarah kekiri atau kekanan, sementara orang kinesthetic akan menggerakkan bola matanya kearah sudut bawah kiri atau kanan.
Ketika orang mengakses masa lalu, atau memori maka pergerakan bola matanya akan mengarah ke sudut kiri, baik itu visual, auditory ataupun kinesthetic. Bedanya adalah, orang visual akan bergerak ke arah kiri atas (Visual Remembered/Recalled), auditory dengan mendatar ke arah kiri (Auditory Remembered), sementara orang kinesthetic kearah sudut kiri bawah (Self Talk). Ini dikenal dengan nama Remembered Eye Movement.
Ketika mengakses masa depan atau sesuatu yang belum terjadi, maka pergerakan bola mata bergerak ke arah sebaliknya. Ini dikenal dengan nama Constructed Eye movement.
Nah sekarang jelas kan? Ini membuktikan ketika orang mengingat-ingat sesuatu, maka pergerakan bola matanya akan bergerak kekiri, demikian juga ketika ia mencoba membayangkan sesuatu yang belum terjadi, maka pergerakan bola matanya akan ke kanan.
Untuk membuktikannya lebih lanjut, silahkan lakukan percakapan dengan teman anda, dan perhatikan pergerakan bola matanya. Tanyakan hal seperti, “Apa yang kamu lakukan kemarin malam?”, atau ”Masih ingat tidak kejadian beberapa waktu lalu ketika…?”, maka tanpa ia sadari pergerakan bola matanya akan bergerak kearah kiri. Jika ia mencoba berbohong, maka bola matanya akan bergerak ke kanan, mencoba mengarang-ngarang sesuatu (constructed). Dari sini anda sudah bisa tahu bahwa ia jujur atau bohong. Demikian juga ketika anda menanyakan, “Kira-kira apa rencanamu minggu depan?”, atau “ Boleh saya tahu apa yang menjadi tujuan hidupmu di masa depan?”, maka secepat kilat, matanya akan bergerak ke arah kanan, mencoba menciptakan gambaran ideal yang diinginkannya tentang masa depannya. Namun perlu dipahami karena pergerakan ini begitu cepat, jadi jika anda belum mampu menemukan cue-nya, bertanyalah berulang-ulang, dan kalau perlu tanyakan sesuatu yang membutuhkan jawaban yang panjang (open question), dan bukan pertanyaan yang sekedar dijawab ya atau tidak. Dari sini, dijamin anda sudah menemukan kebenarannya.
Lebih jauh, keterampilan ini juga dapat digunakan para sales untuk meningkatkan penjualannya dan kemampuannya berkomunikasi dengan calon klien atau prospektusnya. Jika anda telah tahu preferensi calon klien, anda tinggal melakukan pendekatan menggunakan kecenderungan tersebut. Misalnya anda seorang sales di perusahaan otomotif, dan dari perbincangan awal (basa-basi) anda dengan calon klien, anda tahu bahwa ia bertipe Visual, maka adalah kekeliruan fatal jika anda tidak memperlihatkan brosur yang bergambar indah tentang mobil yang anda ingin jual, kalau perlu bawa ia melihat mobil aslinya. Dengan begitu ia akan lebih tertarik, ketimbang anda sekedar ngomong menjelaskan spesifikasi dan keunggulan mobil yang ingin anda jual. Jika ia bertipe Auditory, maka biarkan ia mendengar suara deruman mobil yang ingin anda jual, maka ia akan merasa lebih tertarik, ketimbang sekedar memperlihatkan brosur-brosur cantik. Jika calon klien anda bertipe Kinesthetic, biarkan ia masuk dalam mobil, menyentuh dashboard, setir, duduk didalam mobil dan sebagainya. Intinya, ijinkan ia menyentuh apapun mobil yang ingin anda jual, kalau perlu biarkan ia melakukan test drive, itu akan membuatnya jauh lebih tertarik. Keterampilan ini dapat digunakan dalam semua aspek kehidupan kok. Dalam membangun hubungan pun demikian. Jika kekasih anda orang visual, dan anda membuatkan atau membacakan ia sebuah puisi, dijamin itu tidak akan member pengaruh besar, kecuali jika ia auditory. Sementara jelas bagi orang bertipe kinesthetic, ia akan pasti senang mendapatkan sentuhan-sentuhan lembut dari anda. Menarik bukan..???
Nah untuk mengetahui tipe orang, juga dapat didengar dari kata-kata yang sering ia ucapkan. Orang visual cenderung menggunakan kata-kata seperti, kelihatannya, nampaknya, rupanya, dan kata-kata sejenis itu. Sementara orang Auditory lebih suka menggunakan kata-kata seperti, kedengarannya, menggunakan intonasi yang sangat kentara ditelinga anda. Sementara orang kinesthetic lebih suka menggunakan kata-kata, rasanya, sepertinya, dan kata-kata sejenis.
Oke Guys, mudah-mudahan ini bisa membantu. Bagi yang ingin sharing pengalaman setelah melakukan ujicoba, silahkan masukkan komentar anda.
Terima kasih.
Read More...

Thursday, November 13, 2008

Inspire Story Of Mahmoud Ahmadinejad

Ini adalah contoh yang sempurna dari kesederhanaan. Dapatkah kita mengharapkan politisi-politisi kita seperti Presiden Iran? Allah mencintai orang yang rendah hati, bahkan dalam kehidupan professional sekalipun!

TV Fox (AS) menanyakan pada Presiden Iran Ahmedinejad;
"Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?" Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya: "Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran."


Berikut adalah bagaimana penyiar menggambarkan dirinya. Ahmedinejad, adalah presiden Iran yang membuat orang ternganga, karena pada saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Iran Istana yang sangat tinggi nilai maupun harganya itu kepada masjid-masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan. Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.

Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya. Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri-menterinya untuk datang kepadanya dan menteri-menteri tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan2 darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri-menterinya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri-menteri tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.

Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu-satunya uang masuk adalah uang gaji bulanannya. Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.

Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumah pribadinya. Hanya itulah yang dimiliki seorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan. Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.

Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.

Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.

Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri-menterinya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sudah dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri-menterinya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan.

Ia juga menghentikan kebiasaan upacara-upacara seperti karpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal-hal seperti itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.

Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden? Jawabanya : Tidak.

Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal-pengawalnya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Menurut koran Wifaq, foto2 yg diambil oleh adiknya tersebut, kemudian dipulikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk Amerika.
Read More...

Tuesday, November 11, 2008

The Inspiring Speech of Barack Obama

Begitu menggugah semangat dan inspirasi jika melihat Presiden Amerika Serikat terpilih, Barack Hussein Obama berpidato.
Jika kita mendengar apa yang dilontarkannya, seolah-olah orang dibawa kembali kemasa dimana Martin Luther King pernah hidup. seorang tokoh anti ras yang terkenal dengan pidatonya "I Have a Dream".

Berikut petikan naskah asli pidato Obama pada "election night" kemenangannya. dan buktikan sendiri kata-kata saya...

*CHICAGO**, Illinois (CNN)* -- Sen. Barack Obama spoke at a rally in Grant Park in Chicago, Illinois, after winning the race for the White House Tuesday night. The following is an exact transcript of his speech.


Hello, Chicago.

If there is anyone out there who still doubts that America is a place where all things are possible, who still wonders if the dream of our founders is alive in our time, who still questions the power of our democracy, tonight is your answer.

It's the answer told by lines that stretched around schools and churches in numbers this nation has never seen, by people who waited three hours and four hours, many for the first time in their lives, because they believed that this time must be different, that their voices could be that difference.

It's the answer spoken by young and old, rich and poor, Democrat and Republican, black, white, Hispanic, Asian, Native American, gay, straight, disabled and not disabled. Americans who sent a message to the world that we have never been just a collection of individuals or a collection of red states and blue states.

We are, and always will be, the United States of America.

It's the answer that led those who've been told for so long by so many to be cynical and fearful and doubtful about what we can achieve to put their hands on the arc of history and bend it once more toward the hope of a better day.

It's been a long time coming, but tonight, because of what we did on this date in this election at this defining moment change has come to America.

A little bit earlier this evening, I received an extraordinarily gracious call from Sen. McCain.

Sen. McCain fought long and hard in this campaign. And he's fought even longer and harder for the country that he loves. He has endured sacrifices for America that most of us cannot begin to imagine. We are better off for the service rendered by this brave and selfless leader.

I congratulate him; I congratulate Gov. Palin for all that they've achieved. And I look forward to working with them to renew this nation's promise in the months ahead.

I want to thank my partner in this journey, a man who campaigned from his heart, and spoke for the men and women he grew up with on the streets of Scranton and rode with on the train home to Delaware, the vice president-elect of the United States, Joe Biden.

And I would not be standing here tonight without the unyielding support of my best friend for the last 16 years the rock of our family, the love of my life, the nation's next first lady Michelle Obama.

Sasha and Malia I love you both more than you can imagine. And you have earned the new puppy that's coming with us to the new White House.

And while she's no longer with us, I know my grandmother's watching, along with the family that made me who I am. I miss them tonight. I know that my debt to them is beyond measure.

To my sister Maya, my sister Alma, all my other brothers and sisters, thank you so much for all the support that you've given me. I am grateful to them.

And to my campaign manager, David Plouffe, the unsung hero of this campaign, who built the best -- the best political campaign, I think, in the history of the United States of America.

To my chief strategist David Axelrod who's been a partner with me every step of the way.

To the best campaign team ever assembled in the history of politics you made this happen, and I am forever grateful for what you've sacrificed to get it done.

But above all, I will never forget who this victory truly belongs to. It belongs to you. It belongs to you.

I was never the likeliest candidate for this office. We didn't start with much money or many endorsements. Our campaign was not hatched in the halls of Washington. It began in the backyards of Des Moines and the living rooms of Concord and the front porches of Charleston. It was built by working men and women who dug into what little savings they had to give $5 and $10 and $20 to the cause.

It grew strength from the young people who rejected the myth of their generation's apathy who left their homes and their families for jobs that offered little pay and less sleep.

It drew strength from the not-so-young people who braved the bitter cold and scorching heat to knock on doors of perfect strangers, and from the millions of Americans who volunteered and organized and proved that more than two centuries later a government of the people, by the people, and for the people has not perished from the Earth.

This is your victory.

And I know you didn't do this just to win an election. And I know you didn't do it for me. You did it because you understand the enormity of the task that lies ahead. For even as we celebrate tonight, we know the challenges that tomorrow will bring are the greatest of our lifetime -- two wars, a planet in peril, the worst financial crisis in a century.

Even as we stand here tonight, we know there are brave Americans waking up in the deserts of Iraq and the mountains of Afghanistan to risk their lives for us.

There are mothers and fathers who will lie awake after the children fall asleep and wonder how they'll make the mortgage or pay their doctors' bills or save enough for their child's college education.

There's new energy to harness, new jobs to be created, new schools to build, and threats to meet, alliances to repair.

The road ahead will be long. Our climb will be steep. We may not get there in one year or even in one term. But, America, I have never been more hopeful than I am tonight that we will get there.

I promise you, we as a people will get there.

There will be setbacks and false starts. There are many who won't agree with every decision or policy I make as president. And we know the government can't solve every problem.

But I will always be honest with you about the challenges we face. I will listen to you, especially when we disagree. And, above all, I will ask you to join in the work of remaking this nation, the only way it's been done in America for 221 years -- block by block, brick by brick, calloused hand by calloused hand.

What began 21 months ago in the depths of winter cannot end on this autumn night.

This victory alone is not the change we seek. It is only the chance for us to make that change. And that cannot happen if we go back to the way things were.

It can't happen without you, without a new spirit of service, a new spirit of sacrifice.

So let us summon a new spirit of patriotism, of responsibility, where each of us resolves to pitch in and work harder and look after not only ourselves but each other.

Let us remember that, if this financial crisis taught us anything, it's that we cannot have a thriving Wall Street while Main Street suffers.

In this country, we rise or fall as one nation, as one people. Let's resist the temptation to fall back on the same partisanship and pettiness and immaturity that has poisoned our politics for so long.

Let's remember that it was a man from this state who first carried the banner of the Republican Party to the White House, a party founded on the values of self-reliance and individual liberty and national unity.

Those are values that we all share. And while the Democratic Party has won a great victory tonight, we do so with a measure of humility and determination to heal the divides that have held back our progress.

As Lincoln said to a nation far more divided than ours, we are not enemies but friends. Though passion may have strained, it must not break our bonds of affection.

And to those Americans whose support I have yet to earn, I may not have won your vote tonight, but I hear your voices. I need your help. And I will be your president, too.

And to all those watching tonight from beyond our shores, from parliaments and palaces, to those who are huddled around radios in the forgotten corners of the world, our stories are singular, but our destiny is shared, and a new dawn of American leadership is at hand.

To those -- to those who would tear the world down: We will defeat you. To those who seek peace and security: We support you. And to all those who have wondered if America's beacon still burns as bright: Tonight we proved once more that the true strength of our nation comes not from the might of our arms or the scale of our wealth, but from the enduring power of our ideals: democracy, liberty, opportunity and unyielding hope.

That's the true genius of America: that America can change. Our union can be perfected. What we've already achieved gives us hope for what we can and must achieve tomorrow.

This election had many firsts and many stories that will be told for generations. But one that's on my mind tonight's about a woman who cast her ballot in Atlanta. She's a lot like the millions of others who stood in line to make their voice heard in this election except for one thing: Ann Nixon Cooper is 106 years old.

She was born just a generation past slavery; a time when there were no cars on the road or planes in the sky; when someone like her couldn't vote for two reasons -- because she was a woman and because of the color of her skin.

And tonight, I think about all that she's seen throughout her century in America -- the heartache and the hope; the struggle and the progress; the times we were told that we can't, and the people who pressed on with that American creed: Yes we can.

At a time when women's voices were silenced and their hopes dismissed, she lived to see them stand up and speak out and reach for the ballot. Yes we can.

When there was despair in the dust bowl and depression across the land, she saw a nation conquer fear itself with a New Deal, new jobs, a new sense of common purpose. Yes we can.

When the bombs fell on our harbor and tyranny threatened the world, she was there to witness a generation rise to greatness and a democracy was saved. Yes we can.

She was there for the buses in Montgomery, the hoses in Birmingham, a bridge in Selma, and a preacher from Atlanta who told a people that "We Shall Overcome." Yes we can.

A man touched down on the moon, a wall came down in Berlin, a world was connected by our own science and imagination.

And this year, in this election, she touched her finger to a screen, and cast her vote, because after 106 years in America, through the best of times and the darkest of hours, she knows how America can change.

Yes we can.

America, we have come so far. We have seen so much. But there is so much more to do. So tonight, let us ask ourselves -- if our children should live to see the next century; if my daughters should be so lucky to live as long as Ann Nixon Cooper, what change will they see? What progress will we have made?

This is our chance to answer that call. This is our moment.

This is our time, to put our people back to work and open doors of opportunity for our kids; to restore prosperity and promote the cause of peace; to reclaim the American dream and reaffirm that fundamental truth, that, out of many, we are one; that while we breathe, we hope. And where we are met with cynicism and doubts and those who tell us that we can't, we will respond with that timeless creed that sums up the spirit of a people: Yes, we can.

Thank you. God bless you. And may God bless the United States of America.
Read More...

Trik-Tips Blog Trick Blog